Rabu, 08 Februari 2012

jumlah Ismiyah


1. JUMLAH ISMIYAH
Adalah jumlah (kalimat) yang diawali dengan kalimah isim (kata benda).
Susunan kalimatnya terdiri dari mubtadadan khobar.

Mubtadaadalah subyek pada jumlah ismiyah dan terletak diawal jumlah.
Sifat dari mubtada' adalah
a.Harus berupa isim ma'rifat.
b.Irobnya rofa.

Khobar adalah predikat pada jumlah ismiyah dan berfungsi untuk menerangkan keadaan mubtada' serta bisa berupa kata ataupun kalimat ( sebagai anak kalimat). I'robnya khobar juga rofa'.

Mubtadadan Khobar harus sama dalam hal bilangan dan jenisnya. Apabila mubtadanya isim mudzakar (laki-laki), khobarnya harus isim mudzakar. Begitu pula apabila mubtadaberupa isim mufrod (kata tunggal), khobarnya juga harus isim mufrod.


Contoh :

زَيْدٌُ أُسْتاَذٌُ ( Zaid adalah seorang guru)
الرَّجُلاَنِ أُسْتاَذاَنِ ( dua orang orang laki-laki itu adalah 2 guru)
زَيْدٌُ بَيْتُهُ كَبِيْرٌُ ( Zaid rumahnya besar)

Keterangan :

Kata yang berwarna merah adalah mubtadasedangkan yang berwarna hitam adalah khobar.
Pada contoh 1 dan contoh 2 dapat kita lihat kesesuaian anara mubtadadan khobar dalam hal bilangannya. Sedangkan pada contoh 3 khobarnya adalah berupa jumlah/kalimat.

Jumlah ismiyah bisa berbentuk kalimat nominal apabila khobarnya berupa kalimah isim (kata benda)

Contoh : زَيْدٌُ طاَلِبٌُ (Zaid adalah seorang pelajar)


Jumlah ismiyah bisa berbentuk kalimat verbal apabila khobarnya berupa kalimah fi'il (kata kerja)

Contoh : زَيْدٌُ جاَءَ الَي الْمَدْرَسَةِ (Zaid telah datang ke sekolah)

Keterangan

Pada kalimat pertama dapat kita lihat bahwa khobarnya berupa kalimah isim yaitu طاَلِبٌُ sehingga terbentuk kalimat nominal sedangkan pada kalimat ke-dua khobarnya berupa kalimah fi'il yaitu جاَءََ sehingga terbentuk kalimat verbal.


Bentuk majemuk dari jumlah ismiyah mubtada marfuu'a sebenarnya hanya salinan dari bentuk dasarnya. Frase mubtada dibentuk dengan menyalin dari bentuk awal mubtada. Begitu pula dengan frase khabar yang merupakan salinan dari bentuk awal khabar.

Contoh:

.الطَّالِبُ اَلْجَدِيدُ جَالِسٌ (aththaalibu aljadiidu jaalisun. The new student is sitting. Murid baru tersebut sedang duduk.)

Penjelasan:

1. مُبْتَدَأ Mubtada: الطَّالِبُ اَلْجَدِيدُ (aththaalibu aljadiidu/the new student/murid baru tersebut). Merupakan frase mubtada, membentuk kalimat kompleks. Kedua kata definite ditunjukkan dengan al dan tanpa tanwin. اَلْجَدِيدُ (Al jadiidu) menjadi adjektif yang menerangkan الطَّالِبُ (aththaalibu), disebut sebagai صِفَة(sifah).

2. خَبَر Khabar: جَالِسٌ (jaalisun/is sitting/sedang duduk). Kata ini indefinite ditunjukkan dengan dhammah tanwin, sehingga merupakan خَبَر مَرْفُوعَ بِتَنْوِين الضَمَّه.

.الطَّالِبُ اَلْجَدِيدُ اَلْجَمِيلُ جَالِسٌ (aththaalibu aljadiidu aljamiilu jaalisun. The new handsome student is sitting. Murid baru yang ganteng tersebut sedang duduk.)

Penjelasan:

1. مُبْتَدَأ Mubtada: الطَّالِبُ اَلْجَدِيدُ اَلْجَمِيلُ (aththaalibu aljadiidu aljamiilu/the new handsome student/murid baru yang ganteng tersebut). Merupakan frase mubtada, membentuk kalimat kompleks. Semuanya definite ditunjukkan dengan al dan tanpa tanwin. اَلْجَدِيدُ اَلْجَمِيلُ (Al jadiidu aljamiilu) merupakan صِفَة(sifah/adjektif) yang menerangkan الطَّالِبُ (aththaalibu).

2. خَبَر Khabar: جَالِسٌ (jaalisun/is sitting/sedang duduk). Kata ini indefinite ditunjukkan dengan dhammah tanwin, sehingga merupakan خَبَر مَرْفُوعَ بِتَنْوِين الضَمَّه.

.الطَّالِبُ اَلْجَدِيدُ جَمِيلٌ وجَالِسٌ (aththaalibu aljadiidu jamiilun wa jaalisun. The new student is handsome and sitting. Murid baru tersebut ganteng dan sedang duduk.)

Penjelasan:

1. مُبْتَدَأ Mubtada: الطَّالِبُ اَلْجَدِيدُ (aththaalibu aljadiidu /the new student/murid baru tersebut). Merupakan frase mubtada, membentuk kalimat kompleks. Semuanya definite ditunjukkan dengan al dan tanpa tanwin. اَلْجَدِيدُ اَلْجَمِيلُ (Al jadiidu aljamiilu) merupakan صِفَة(sifah/adjektif) yang menerangkan الطَّالِبُ (aththaalibu).

2. خَبَر Khabar: جَمِيلٌ وجَالِسٌ (jamiilun wa jaalisun/is handsome and sitting/ganteng dan sedang duduk). Kedua kata ini indefinite ditunjukkan dengan dhammah tanwin, sehingga merupakan خَبَر مَرْفُوعَ بِتَنْوِين الضَمَّه. Wa وَ yang berarti dan, merupakan penghubung dari kedua kata, penulisannya merapat ke kata berikutnya.

.هَذَا قَمِيصٌ جَدِيدٌ (Haadzaa qamiisun jadiidun. This is a new shirt. Ini baju baru.)

Penjelasan:

1. مُبْتَدَأ Mubtada: هَذَا haadzaa/this/ini, termasuk اِسْم اشاره ism isyarah/pointing word/kata penunjuk. Bentuk kata ini spesifik/definite.

2. خَبَر Khabar: قَمِيصٌ جَدِيدٌ qamiisun jadiidun/a new shirt/baju baru. Ini merupakan frase khabar, membentuk kalimat kompleks. Kedua kata tersebut indefinite ditunjukkan dengan dhammah tanwin, sehingga merupakan خَبَر مَرْفُوعَ بِتَنْوِين الضَمَّه.

.هَذَا اَحْمَدٌ طَالِبٌ (Haadzaa Ahmadun thaalibun. This Ahmad is a student. Ahmad ini adalah murid.)

Penjelasan:

1. مُبْتَدَأ Mubtada: هَذَا اَحْمَدٌ(Haadzaa Ahmadun). Haadzaa adalah اِسْم اشاره (ism isyarah/pointing worrd/kata penunjuk). Ahmad, nama orang maskulin, tidak bisa ditambahkan dengan al, harus diakhiri dengan tanwin dhammah, sehingga merupakan مُبْتَدَأ مَرْفُوعَ بِتَنْوِين الضَمَّه (mubtada marfuu’a bitanwiinidhammah). Frase ini disebut dengan مُبْتَدَأ بَدَل (mubtada badal) yang artinya bisa dihilangkan salah satu.

2. خَبَر Khabar: طَالِبٌ (thaalibun/student/murid). Aturan untuk khabar tidak berubah, indefinite diakhiri dengan dhammah tanwin sehingga merupakan خَبَر مَرْفُوعَ بِتَنْوِين الضَمَّه (khabar marfuu’a bitanwiinidhammah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar